Revitalisasi Democratic Partnership
SEPUTAR INDONESIA, Kamis, 4 Oktober 2012
A Bakir Ihsan
Ketika berpidato
pada acara Indonesia Investment Day di New York Stock Exchange (NYSE) di
kawasan Wall Street, Senin (24/9/2012) Presiden SBY menyinggung masalah demokrasi
di Indonesia yang menurutnya gaduh (noisy). Tarik menarik kepentingan
dan ekspresi kebebasan membuat demokrasi bising. Menurut Presiden kegaduhan
tersebut merupakan keniscayaan di negara yang sedang belajar berdemokrasi. Bukan
kali saja Presiden menyebut demokrasi gaduh. Menyambut tahun 2012, misalnya, Presiden
mengingatkan para elit politik untuk tidak gaduh.
Namun, pernyataan
Presiden di hadapan pengusaha-pengusaha besar yang terdaftar di New York
Exchange Euronext (NYX) Amerika Serikat kali ini memiliki makna strategis. Dalam perhelatan dengan tema; Indonesia’s
Rise as Asia’s New Economic Power House:Transformation, Opportunities &
Partnership for All Presiden SBY
“memasarkan” Indonesia sebagai kekuatan ekonomi baru di Asia. Kegaduhan politik
sebagai sebuah keniscayaan dalam demokrasi tidak sepenuhnya menghambat terhadap
ekonomi Indonesia yang terus tumbuh.
Demokrasi, bagi
Presiden, bisa tumbuh bersamaan dengan pertumbuhan ekonomi. Dan Indonesia
berhasil membuktikan hal tersebut. Hal ini sekaligus mematahkan tesis bahwa
demokrasi hanya akan tumbuh di atas ekonomi yang sudah mapan.
Sinergi
Ekonomi Politik
Dalam sejarah
Republik ini, pertumbuhan ekonomi membutuhkan stabilitas politik. Kegaduhan
dianggap sebagai duri yang bisa menghambat investor untuk menanamkan modalnya.
Karena itu, pada orde lalu, stabilitas politik disakralkan demi pertumbuhan
ekonomi. Dan secara faktual, ekonomi saat itu tumbuh pesat dibandingkan dengan
periode sebelumnya yang disesaki oleh politik yang gaduh.
Dalam alam
demokrasi, cara-cara represif untuk menekan kegaduhan tidak mendapatkan tempat
lagi. Alih-alih stabilitas, kepentingan politik pada titik tertentu menyebabkan
konflik dan kekerasan. Tak berlebihan bila Jonathan Haidt secara khusus
menelusuri “kegaduhan” akibat politik (dan agama) dalam buku terbarunya; The
Righteous Mind, Why Good People Are Divided by Politics and Religion
(2012). Kegaduhan bahkan perpecahan di dalam masyarakat karena beragam faktor
yang diprovokasi oleh kepentingan politik yang mengabaikan etika.
Kegaduhan di
alam demokrasi dapat ditoleransi sepanjang merupakan bagian dari hak-hak
politik kewargaan dan dalam koridor fatsun politik. Namun secara faktual, tak
jarang kegaduhan muncul akibat sirkulasi kepentingan elit yang tak beraturan. Dalam
beberapa kontestasi, misalnya, ketidakpuasan kontestan yang kalah berujung pada
kekerasan dengan memobilisasi massa. Begitu juga bentuk kegaduhan lainnya
karena lebih mengedepankan kepentingan kelompok daripada kepentingan rakyat banyak.
Fenomena
kegaduhan demokrasi di Indonesia, salah satunya, disebabkan oleh lenturnya ketaatan terhadap aturan main dan
eksklusivitas kepentingan sektoral. Aturan dibuat sekadar memenuhi tuntutan
formal tanpa upaya maksimal untuk menerapkan dan meneladankannya. Bahkan tidak
jarang peraturan dan langkah-langkah konstruktif pemerintah dirusak oleh sikap
dan perilaku para aparat yang seharusnya menegakkan kebijakan itu sendiri
melalui tindak korupsi dan segala bentuk penyimpangan lainnya. Inilah agenda
yang harus diselesaikan untuk mentransformasikan kegaduhan destruktif menjadi
kegaduhan yang produktif dan konstruktif bagi dunia politik.
Transformasi
tersebut akan berdampak pada semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Hal tersebut sangat dimungkinkan, karena transformasi politik yang konstruktif
dengan sendirinya akan mengurangi beragam bentuk distorsi dalam bentuk korupsi
dan segala bentuk deviasi dan kegaduhan (hambatan) lainnya.
Kongsi demokrasi
Pernyataan
Presiden SBY terkait “politik gaduh” di atas secara tidak langsung mengakui
adanya kaitan efek kegaduhan terhadap aspek kehidupan lainnya, termasuk bidang
ekonomi. Politik tak bisa dipahami sebagai politik semata. Begitu juga ekonomi,
tak bisa ditelaah sebagai ekonomi semata. Kegaduhan di bidang politik, begitu
juga kegaduhan lainnya, berdampak baik secara langsung maupun tidak terhadap
aspek kehidupan lainnya. Karena itu, masing-masing aspek sejatinya berkorelasi positif
atau bersinergi dalam sistem demokrasi. Kenapa demokrasi?
Demokrasi
merupakan jalan yang memungkinkan setiap elemen berdiri sejajar (equal) dalam
sinergi. Ini berlaku pada semua tingkat kehidupan, baik pada level nasional
maupun internasional. Relasi antar negara merupakan keniscayaan di tengah
globalisasi tanpa harus menghilangkan identitas kenegaraan, apalagi
mendiskriminasinya. Begitu juga kebebasan dalam demokrasi. Kebebasan merupakan
hak setiap orang tanpa menghilangkan kebebasan orang lain. Inilah yang
ditekankan Presiden dalam upaya memperkuat relasi demokrasi antar negara maupun
dalam kehidupan bernegara.
Dalam wawancara
dengan televisi CNBC, 24/9/2012, Presiden SBY memperjelas posisi Indonesia
melihat kecenderungan kekerasan (kegaduhan) yang terjadi belakangan ini terkait
dengan penistaan agama. Menurut Presiden setiap orang punya kebebasan berbicara
maupun mengekspresikan aspirasinya. Namun kebebasan itu tidak tak terbatas. Ia
terbatasi oleh kebebasan orang lain. Kebebasan, sebagaimana dalam Declaration
of Human Right pasal 29, “...to such limitations as are determined by law
solely for the purpose of securing due recognition and respect for the rights
and freedoms of others.” Kebebasan
yang mengancam kebebasan orang lain akan berujung pada diskriminasi dan konflik
yang bisa mengancam demokrasi.
Karena itu,
melalui democratic partnership (kongsi demokrasi) yang semakin
mengglobal saat ini seharusnya memberi dampak positif bagi terciptanya kesetaraan,
keadilan dan perdamaian. Kemiskinan, konflik, dan diskriminasi yang terjadi
baik pada tingkat global maupun nasional, menurut Joseph E Stiglitz (2012)
merupakan konsekuensi logis dari hilangnya kesetaraan (inequality).
Dengan berpijak pada logika stiglitz tersebut, maka demokrasi yang berhasil
mewujudkan kesetaraan (equality), akan menjadi jalan lapang bagi ekonomi
yang menyejahterakan semua. Di sinilah demokrasi dan ekonomi bisa tumbuh
bersama. Semoga.
2 comments:
You have showed great perseverance behind the blog. It's been enriched since the beginning. I love to share to with my friends. Carry on.
I'm not an expert when it comes to this. Didn't even know this was possible. Useful read, appreciate your posting this.
Post a Comment